Read more: Cara Membuat Tulisan Judul Blog Berjalan http://ojelhtc.blogspot.com/2011/12/cara-membuat-tulisan-judul-blog.html#ixzz1g70iReY3 Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial Share Alike

tulisan

welcome : selamat mengakses, semoga bermanfaat

Selasa, 29 November 2011

PENCEMARAN AIR


Pencemaran air

Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi dll juga mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai pencemaran. Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi. Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem. Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.
1.Pengertian Air bersih
Air bersih itu pengertiannya air yang memenuhi persyaratan untuk pengairan sawah, untuk treatment air minum dan untuk treatmen air sanitasi. Persyaratan disini ditinjau dari persyaratan kandungan kimia, fisika dan biologis.
Pengertian Air Persih:
1. Secara Umum: Air yang aman dan sehat yang bisa dikonsumsi manusia.
2. Secara Fisik : Tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa.
3. Secara Kimia:
a.PH netral (bukan asam/basa)
b.Tidak mengandung racun dan logam berat berbahaya.
c.Parameter-parameter seperti BOD, COD,DO, TS,TSS dan konductiviti memenuhi
aturan pemerintah setempat
2.Parameter Kualitas Air
Kesadahan (Hardness)
Kesadahan merupakan petunjuk kemampuan air untuk membentuk busa apabila dicampur dengan sabun. Pada air berkesadahan rendah, air akan dapat membentuk busa apabila dicampur dengan sabun, sedangkan pada air berkesadahan tinggi tidak akan terbentuk busa. Kesadahan sangat penting artinya bagi para akuaris karena kesadahan merupakan salah satu petunjuk kualitas air yang diperlukan bagi ikan. Tidak semua ikan dapat hidup pada nilai kesadahan yang sama. Dengan kata lain, setiap jenis ikan memerlukan prasarat nilai kesadahan pada selang tertentu untuk hidupnya. Disamping itu, kesadahan juga merupakan petunjuk yang penting dalam hubungannya dengan usaha untuk memanipulasi nilai pH.
Secara lebih rinci kesadahan dibagi dalam dua tipe, yaitu: (1) kesadahan umum (”general hardness” atau GH) dan (2) kesadahan karbonat (”carbonate hardness” atau KH). Disamping dua tipe kesadahan tersebut, dikenal pula tipe kesadahan yang lain yaitu yang disebut sebagai kesadahan total atau total hardness.
Kesadahan total merupakan
penjumlahan dari GH dan KH.
Penggunaan paramater kesadahan total sering sekali membingungkan, oleh karena itu,
sebaiknya penggunaan parameter ini dihindarkan.
GH
Kesadahan umum atau “General Hardness” merupakan ukuran yang menunjukkan jumlah ion kalsium (Ca++) dan ion magnesium (Mg++) dalam air. Ion-ion lain sebenarnya ikut pula mempengaruhi nilai GH, akan tetapi pengaruhnya diketahui sangat kecil dan relatif sulit diukur sehingga diabaikan.
GH pada umumnya dinyatakan dalam satuan ppm (part per million/ satu persejuta bagian) kalsium karbonat (CaCO3), tingkat kekerasan (dH), atau dengan menggunakan konsentrasi molar CaCO3. Satu satuan kesadahan Jerman atau dH sama dengan 10 mg CaO (kalsium oksida) per liter air. Di Amerika, kesadahan pada umumnya menggunakan satuan ppm CaCO3, dengan demikian satu satuan Jerman (dH) dapat diekspresikan sebagai 17.8 ppm CacO3. Sedangkan satuan konsentrasi molar dari 1 mili ekuivalen = 2.8 dH = 50 ppm. Perlu diperhatikan bahwa kebanyakan teskit pengukur kesadahan menggunakan satuan CaCO3. Untuk lebih jelasnya bacalah petunjuk pembacaan pada teskit yang anda miliki untuk mengetahui dengan pasti satuan pengukuran yang digunakan, untuk menghindari terjadinya kesalahan pembacaan.
Berikut adalah kriteria selang kesadahan yang biasa dipakai:
0 - 4 dH, 0 - 70 ppm : sangat rendah (sangat lunak)
4 - 8 dH, 70 - 140 ppm : rendah (lunak)
8 - 12 dH, 140 - 210 ppm : sedang
12 - 18 dH, 210 - 320 ppm : agak tinggi (agak keras)
18 - 30 dH, 320 - 530 ppm : tinggi (keras)
Dalam kaitannya dengan proses biologi, GH lebih penting peranananya dibandingkan dengan KH ataupun kesadahan total Apabila ikan atau tanaman dikatakan memerlukan air dengan kesadahan tinggi (keras) atau rendah (lunak), hal ini pada dasarnya mengacu kepada GH. Ketidaksesuaian GH akan mempengaruhi transfer hara/gizi dan hasil sekresi melalui membran dan dapat mempengaruhi kesuburan, fungsi organ dalam (seperti ginjal), dan pertumbuhan. Setiap jenis ikan memerlukan kisaran kesadahan (GH) tertentu untuk hidupnya. Pada umumnya, hampir semua jenis ikan dan tanaman dapat beradaptasi dengan kondisi GH lokal, meskipun demikian, tidak demikian halnya dengan proses pemijahan. Pemijahan bisa gagal apabila dilakukan pada nilai GH yang tidak tepat.
Apabila nilai GH terlalu rendah bagi suatu jenis ikan, ia dapat dinaikan dengan menambahkan kalsium sulfat, magnesium sulfat, atau kalsium karbonat. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa penambahan garam-garam tersebut membawa dampak lain yang perlu medapat perhatian. Pemberaian garam sulfat akan memberikan tambahan sulfat kedalam air, sehingga perlu dilakukan dengan hati-hati. Sedangkan penambahan garam karbonat akan menyumbangkan ion karbonat kedalam air sehingga akan menaikkan KH. Untuk mendapat kondisi yang diinginkan perlu dilakukan manipulasi dengan kombinasi pemberian yang sesuai.
Penurunan nilai GH dapat dilakukan dengan perlakuan-perlakuan yang mampu
menghilangkan kadar kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dari dalam air.
KH
Kesadahan karbonat atau KH merupakan besaran yang menunjukkan kandungan ion bikarbonat (HCO3-) dan karbonat (CO3–) di dalam air. Dalam akuarium air tawar, pada kisaran pH netral, ion bikarbonat lebih dominan, sedangkan pada akuarium laut, ion karbonat lebih berperan.
KH sering disebut sebagai alkalinitas yaitu suatu ekspresi dari kemampuan air untuk mengikat kemasaman (ion-ion yang mampu mengikat H+). Oleh karena itu, dalam sistem air tawar, istilah kesadahan karbonat, pengikat kemasaman, kapasitas pem-bufferan asam, dan alkalinitas sering digunakan untuk menunjukkan hal yang sama.
Dalam hubungannya dengan kemampuan air mengikat kemasaman, KH berperan sebagai agen pem-buffer-an yang berfungsi untuk menjaga kestabilan pH.
KH pada umumnya sering dinyatakan sebagai derajat kekerasan dan diekspresikan dalam
CaCO3 seperti halnya GH.
Kesadahan karbonat dapat diturunkan dengan merebus air yang bersangkutan, atau dengan melalukan air melewati gambut. Perlakuan perebusan air tentu saja tidak praktis, kecuali untuk akuarium ukuran kecil.
Untuk menaikkan kesadahan karbonat dapat dilakukan dengan menambahkan natrium bikarbonat (soda kue), atau kalsium karbonat. Penambahan kalsium karbonat akan menaikan sekaligus baik KH maupun GH dengan proporsi yang sama.
Pemberian soda kue (NaHCO3) sebanyak satu sendok teh (sekitar 6 gram) pada air sebanyak 50 liter akan meningkatkan KH sebanyak 4 satuan tanpa disertai dengan kenaikan nilai GH. Sedangkan pemberian satu sendok teh kalsium karbonat (CaCO3) (sekitar 4 gram) pada air sebanyak 50 liter akan menyebabkan kenaikan KH dan GH secara bersama-sama, masing-masing sebanyak 4 satuan. Berpatokan pada hal ini, maka pemberian secara kombinasi antara soda kue dan kalsium karbonat akan dapat menghasilkan nilai KH dan GH yang diinginkan.
Mengingat pengukuran bahan kimia dalam jumlah sedikit relatif sulit dilakukan, khususnya di rumah, maka sebaiknya gunakanlah test kit untuk memastikan nilai KH dan GH yang telah dicapai.
Pembuferan karbonat diketahui efektif pada rasio 1:100 sampai 100:1. Hal ini akan memberikan pH efektif pada selang 4.37 sampai dengan 8.37. Selang angka ini secara kebetulan merupakan selang pH bagi hampir semua mahluk hidup akuatik. Apabila ion bikarbonat ditambahkan, rasio basa terhadap asam akan meningkat, akibatnya pH pun meningkat. Laju peningkatan pH ini akan ditentukan oleh nilai pH awal. Sebagai contoh, kebutuhan jumlah ion karbonat yang perlu ditambahkan untuk meningkatkan satu satuan pH akan jauh lebih banyak apabila pH awalnya adalah 6.3, dibandingkan apabila hal yang sama dilakukan pada pH 7.5.
Kenaikan pH yang terjadi pada saat KH ditambahkan akan diimbangi oleh kadar CO2 terlarut dalam air. CO2 di dalam air akan membentuk sejumlah kecil asam karbonat dan bikarbonat yang selanjutkan akan cenderung menurunkan pH. Mekanisme ini setidaknya dapat memberikan gambaran cara mengatur dan menyiasati pH dalam akuarium agar dapat memenuhi kriteria yang diinginkan.
Penanganan Kesadahan
Apabila air anda terlalu keras untuk ikan atau tanaman, air tersebut dapat dilunakan. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan kesadahan. Yang paling baik adalah dengan menggunakan reverse osmosis (RO) atau deioniser (DI). Celakanya metode ini termasuk dalam metode yang mahal. Hasil reverse osmosis akan memiliki kesadahan = 0, oleh karena itu air ini perlu dicampur dengan air keran sedemikian rupa sehingga mencapai nilai kesadahan yang diperlukan.
Resin pelunak air komersial dapat digunakan dalam skala kecil, meskipun demikian tidak efektif digunakan untuk sekala besar. Produk-produk komersial pengolah air untuk keperluan rumah tangga pada umumnya tidak cocok digunakan, karena mereka sering menggunakan prinsip pertukaran kation dalam prosesnya. Dalam prosoes ini natrium (Na) pada umumnya digunakan sebagai ion penukar, sehingga pada akhirnya natrium akan berakumulasi pada hasil air hasil olahan. Kelebihan natrium (Na) dalam air akuarium merupakan hal yang tidak dikehendaki.
Pengenceran dengan menggunakan air destilasi (air suling/aquadest) dapat pula dilakukan
untuk menurunkan kesadahan.
Penurunan secara alamiah dapat pula dilakukan dengan menggunakan jasa asam-asam organik (humik/fulvik) , asam ini berfungsi persis seperti halnya yang terjadi pada proses deionisasi yaitu dengan menangkap ion-ion dari air pada gugus-gusus karbonil yang terdapat pada asam organik (tanian). Beberapa media yang banyak mengandung asam- asam organik ini diantaranya adalah gambut yang berasal dari Spagnum (peat moss), daun ketapang, kulit pohon Oak, dll.
Proses dengan gambut dan bahan organik lain biasanya akan menghasilkan warna air kecoklatan seperti air teh. Sebelum gambut digunakan dianjurkan untuk direbus terlebih dahulu, agar organisme-organisme yang tidak dikehendaki hilang.
Menurunkan kesadahan dapat pula dilakukan dengan menanam tanaman “duck weed”
atau Egeria densa.
Untuk meningkatkan kesadahan bisa dilakukan dengan memberikan dekorasi berbahan dasar kapur, seperti tufa atau pasir koral. Atau dengan melalukan air melewati pecahan marble (batu marmer) atau bahan berkapur lainnya.
Alkalinitas
Alkalinitas secara umum menunjukkan konsentrasi basa atau bahan yang mampu menetralisir kemasamaan dalam air. Secara khusus, alkalinitas sering disebut sebagai besaran yang menunjukkan kapasitas pem-bufffer-an dari ion bikarbonat, dan sampai tahap tertentu ion karbonat dan hidroksida dalam air. Ketiga ion tersebut di dalam air akan bereaksi dengan ion hidrogen sehingga menurunkan kemasaman dan menaikan pH. Alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mg/l) kalsium karbonat (CaCO3). Air dengan kandungan kalsium karbonat lebih dari 100 ppm disebut sebagai alkalin, sedangkan air dengan kandungan kurang dari 100 ppm disebut sebagai lunak atau tingkat alkalinitas sedang.
Pada umumnya lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas
diatas 20 ppm.
Kapasitas pem-buffer-an
Alam diberkahi dengan mekanisme pertahanan sedemikian rupa sehingga dapat bertahan terhadap berbagai perubahan, begitu juga dengan pH air. Mekanisme pertahanan pH terhadap berbagai perubahan dikenal dengan istilah Kapasitas pem-buffer-an pH.
Pertahanan pH air terhadap perubahan dilakukan melalui alkalinitas dengan proses
sbb:CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO3- CO3– + 2H+
CO3 (karbonat) dalam mekanisme diatas melambangkan alkalinitas air. Sedangkan
H(+) merupakan sumber kemasaman
Mekanisme diatas merupakan reaksi bolak-balik, artinya reaksi bisa berjalan ke arah kanan (menghasilkan H+) atau ke arah kiri (menghasilkan CO2). Oleh karena itu, apabila seseorang mencoba menurunkan pH dengan memberikan “asam-asaman” artinya menambahkan H+ saja maka (seperti ditunjukan mekanisme diatas). H+ tersebut akan segera diikat oleh CO3 dan reaksi bergerak kekiri menghasilkan CO2, (CO2 ini akhirnya bisa lolos ke udara). Pada saat asam baru ditambahkan, pH akan terukur rendah, tapi setelah beberapa waktu kemudian, ketika reaksi mulai bergerak ke kiri,pH akan kembali bergerak ke angka semula. Itulah hukum alam, dan karena itu pulalah kita masih bisa menemukan ikan di alam sampai saat sekarang. Dengan demikian penurunan pH tidak akan efektif kalau hanya dilakukan dengan penambahan asam saja. Untuk itu, cobalah pula usahakan untuk menurunkan alkalinitasnya. Kalaupun dipaksakan hanya dengan penambahan asam maka jumlahnya harus diberikan dalam jumlah lebih banyak yaitu untuk mengatasi alkalinitasnya terlebih dahulu, seperti ditunjukkan pada reaksi diatas.
pHpH merupakan suatu ekpresi dari konsentrasi ion hidrogen (H+) di dalam air.
Besarannya dinyatakan dalam minus logaritma dari konsentrasi ion H. Sebagai contoh, kalau ada pernyataan pH 6, itu artinya konsentrasi H dalam air tersebut adalah 0.000001 bagian dari total larutan. Karena untuk menuliskan 0.000001 (bayangkan kalau pH 14) terlalu panjang maka orang melogaritmakan angka tersebut
sehingga manjadi -6. Tetapi karena ada tanda - (negatif) dibelakang angka tersebut, yang dinilai kurang praktis, maka orang mengalikannya lagi dengan tanda - (minus) sehingga diperoleh angka positif 6. Oleh karena itu, pH diartikan
sebagai “-(minus) logaritma dari konsenstrasi ion H”.
pH = - log (H+)
Yang perlu diperhatikan adalah bahwa selisih satu satuan angka pH itu artinya perbedaan kosentrasinya adalah 10 kali lipat. Dengan demikian, apabila selisih angkanya adalah 2 maka perbedaan konsentrasinya adalah 10×10 = 100 kali lipat. Sebagai contoh pH 5 menunjukkan konsentrasi H sebanyak 0.00001 atau 1/100000 (seperseratus ribu) sedangkan pH 6 = 0.000001 atau 1/1000000 (sepersejuta).
Dengan demikian kalau kita menurunkan pH dari 6 ke 5 artinya kita meningkatkan kepekatan iob H+ sebanyak 10 kali lipat. Kalau kita misalkan pH itu gula, maka dengan menurunkan pH dari 6 ke 5, sama artinya bahwa larutan tersebut sekarang 10 kali lebih manis dari pada sebelumnya.
Tidak semua mahluk bisa bertahan terhadap perubahan nilai pH, untuk itu alam telah menyediakan mekanisma yang unik agar perubahan tidak tidak terjadi atau terjadi tetapi dengan cara perlahan. sistem pertahanan ini dikenal sebagai kapasitas pem-buffer-an.
Ph sangat penting sebagai parameter kualitas air karena ia mengontrol tipe dan laju kecepatan reaksi beberapa bahan di dalam air. Selain itu ikan dan mahluk-mahluk akuatik lainnya hidup pada selang pH tertentu, sehingga dengan diketahuinya nilai pH maka kita akan tahu apakah air tersebut sesuai atau tidak untuk menunjang kehidupan mereka.
Besaran pH berkisar dari 0 (sangat asam) sampai dengan 14 (sangat basa/alkalis). Nilai pH kurang dari 7 menunjukkan lingkungan yang masam sedangkan nilai diatas 7 menunjukkan lingkungan yang basa (alkalin). Sedangkan pH = 7 disebut sebagai netral.
Fluktuasi pH air sangat di tentukan oleh alkalinitas air tersebut. Apabila alkalinitasnya tinggi maka air tersebut akan mudah mengembalikan pH-nya ke nilai semula, dari setiap “gangguan” terhadap pengubahan pH.
Dengan demikian kunci dari penurunan pH terletak pada penanganan alkalinitas dan tingkat kesadahan air. Apabila hal ini telah dikuasai maka penurunan pH akan lebih mudah dilakukan.
Penanganan pH
Seperti disebutkan sebelumnya, pengananan atau pengubahan nilai pH akan lebih efektif apabila alkalinitas ditanganai terlebih dahulu. Berikut adalah beberapa cara pangananan pH, yang kalau diperhatikan lebih jauh, cenderung mengarah pada penanganan kesadahan atau alkalinitas.
Penurunan pH
Untuk menurunkan pH, pertama kali harus dilakukan pengukuran KH. Apabila nilai KH terlalu tinggi (12 atau lebih) maka KH tersebut perlu diturunkan terleibh dahulu, yang biasanya secara otomatis akan diikuti oleh menurunnya nilai pH. Apabila nilia pH terlalu tinggi (lebih dari sedangkan KH tergolong bagus ( antara 6 -12)maka hal ini merupakan petunjuk terjadinya proses keseimbangan yang buruk.
Penurunan pH dapat dilakukan dengan melalukan air melewati gambut (peat), biasanya yang digunakan adalah peat moss (gambut yang berasal dari moss). bisa juga dilakukan dengan mengganti sebagaian air dengan air yang berkesadahan rendah, air hujan atau air yang direbus, air bebas ion, atau air suling (air destilata).
Selain itu bisa juga dapat dilakukan dengan menambahkan bogwood kedalam akuairum. Bogwood adalah semacam kayu yang dapat memliki kemampuan menjerap kesadahan. Sama fungsinya seperti daun ketapang, kayu pohon asam dan sejenisnya.
Peningkatan pH
Menaikkan pH dapat dilakukan dengan memberikan aerasi yang intensif, melewatkan air melewati pecahan koral, pecahan kulit kerang atau potongan batu kapur. Atau dengan menambahkan dekorasi berbahan dasar kapur seperti tufa, atau pasir koral. Atau dengan melakukan penggantian air.
Karbon Dioksida (CO2)
Karbon dioksida dalam air pada umumnya merupakan hasil respirasi dari ikan dan phytoplankton. Kadar CO2 lebih tinggi dari 10 ppm diketahui menunjukkan bersifat racun bagi ikan, beberapa bukti menunjukkan bahwa karbon dioksida berfungsi sebagai anestesi bagi ikan. Kadar karbon dioksida tinggi juga menunjukkan lingkungan air yang asam meskipun demikian karbon dioksida diperlukan dalam proses pem-buffer-an .
Apabila pH dalam suatu akuarium dikendalikan, terutama, oleh sistem pem-buffer-an karbonat, maka hubungan pH, KH dan CO2 terlaut akan merupakan hubungan yang tetap. Dengan demikian, salah satu dari parameter tersebut dapat diatur dengan mengatur parameter yang lain. Sebagai contoh nilai pH dapat diatur dengan mangatur KH atau kadar CO2. Suatu sistem CO2 injektor, misalnya, dapat digunakan untuk mengatur pH dengan cara mengatur injeksi CO2 sedemikian rupa apabila nilai pH nya mencapai nilai tertentu. Dalam hal ini KH dibuat tetap. CO2 digunakan oleh tanaman atau terdifusi ke atmosfer, akibatnya pH naik. Dengan sistem otomatis seperti disebutkan sebelumnya maka sistem injeksi CO2 akan berjalan sedemikian rupa disekitar nilai pH tertentu, untuk menjaga kadar CO2 yang memadai.
Salinitas
Salinitas merupakan parameter penunjuk jumlah bahan terlarut dalam air. Dalam pengukuran salinitas turut pula diperhitungkan komponen GH dan KH disamping bahan- bahan terlarut lainnya seperti natrium. Informasi kadar salintas sangat penting artinya dalam akuairum laut. Sedangkan dalam akuarium air tawar mengetahui pH,KH dan GH sudah memadai.
Salinitas pada umumnya dinyatakan sebagai berat jenis (specific gravity), yaitu rasio antara berat larutan terhadap berat air murni dalam volume yang sama. Rasio ini dihitung berdasarkan konidisi suhu 15°C. Pengukuran salinitas dalam kehidupan sehari- hari biasanya menggunakan hydrometer, yang telah dikalibrasikan untuk digunakan pada suhu kamar.
Salah satu komponen salinitas yang tidak tercakup baik oleh KH dan GH adalah kadar natrium. Beberapa ikan air tawar dapat menerima (toleran) kehadiran sejumlah kecil natrium dalam bentuk garam. Bahkan sampai tahap tertentu digunakan sebagak terapi pengobatan akibat parasit seperti ich. Sedangkan beberapa spesies yang lain sama sekali tidak toleran terhadap garam. Jenis-jenis ikan tidak bersisik dan corydoras diketahui sangat sensitif terhadap garam dibandingkan dengan kebanyakan ikan air tawar lainnya.
3.Penyebab dan Dampak Pencemaran Air
Sumber pencemaran air yang paling umum adalah :
Limbah Pemukiman
Limbah Pertanian
Limbah Industri
a. Limbah Pemukiman
Limbah pemukiman mengandung limbah domestik berupa sampah organik dan sampah anorganik serta deterjen. Sampah organik adalah sampah yang dapat diuraikan atau dibusukkan oleh bakteri. Contohnya sisa-sisa sayuran, buah-buahan, dan daun- daunan. Sedangkan sampah anorganik sepertikertas, plastik, gelas atau kaca, kain, kayu-kayuan, logam, karet, dan kulit. Sampah-sampah ini tidak dapat diuraikan oleh bakteri (non biodegrable). Sampah organik yang dibuang ke sungai menyebabkan berkurangnya jumlah oksigen terlarut, karena sebagian besar digunakan bakteri untuk proses pembusukannya. Apabila sampah anorganik yang dibuang ke sungai, cahaya matahari dapat terhalang dan menghambat proses fotosintesis dari tumbuhan air dan alga, yang menghasilkan oksigen. Tentunya anda pernah melihat permukaan air sungai atau danau yang ditutupi buih deterjen. Deterjen merupakan limbah pemukiman yang paling potensial mencemari air. Pada saat ini hampir setiap rumah tangga menggunakan deterjen, padahal limbah deterjen sangat sukar diuraikan oleh bakteri.
Sehingga tetap aktif untuk jangka waktu yang lama. Penggunaan deterjen secara besar-besaran juga meningkatkan senyawa fosfat pada air sungai atau danau. Fosfat ini merangsang pertumbuhan ganggang dan eceng gondok. Pertumbuhan ganggang dan eceng gondok yang tidak terkendali menyebabkan permukaan air danau atau sungai tertutup sehingga menghalangi masuknya cahaya matahari dan mengakibatkan terhambatnya proses fotosintesis.
Jika tumbuhan air ini mati, akan terjadi proses pembusukan yang menghabiskan
persediaan oksigen dan pengendapan bahan-bahan yang menyebabkan pendangkalan
b. Limbah Pertanian
Pupuk dan pestisida biasa digunakan para petani untuk merawat tanamannya. Namun pemakaian pupuk dan pestisida yang berlebihan dapat mencemari air. Limbah pupuk mengandung fosfat yang dapat merangsang pertumbuhan gulma air seperti ganggang dan eceng gondok. Pertumbuhan gulma air yang tidak terkendali ini menimbulkan dampak seperti yang diakibatkan pencemaran oleh deterjen.
Limbah pestisida mempunyai aktifitas dalam jangka waktu yang lama dan ketika terbawa aliran air keluar dari daerah pertanian, dapat mematikan hewan yang bukan sasaran seperti ikan, udang dan hewan air lainnya. Pestisida mempunyai sifat relatif tidak larut dalam air, tetapi mudah larut dan cenderung konsentrasinya meningkat dalam lemak dan sel-sel tubuh mahluk hidup disebut Biological Amplification, sehingga apabila masuk dalam rantai makanan konsentrasinya makin tinggi dan yang tertinggi adalah pada konsumen puncak. Contohnya ketika di dalam tubuh ikan kadarnya 6 ppm, di dalam tubuh burung pemakan ikan kadarnya naik menjadi 100 ppm dan akan meningkat terus sampai konsumen puncak.
c. Limbah Industri
Limbah industri sangat potensial sebagai penyebab terjadinya pencemaran air. Pada umumnya limbah industri mengandung limbah B3, yaitu bahan berbahaya dan beracun. Menurut PP 18 tahun 99 pasal 1, limbah B3 adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan beracun yang dapat mencemarkan atau merusak lingkungan hidup sehingga membahayakan kesehatan serta kelangsungan hidup manusia dan mahluk lainnya. Karakteristik limbah B3 adalah korosif/ menyebabkan karat, mudah terbakar dan meledak, bersifat toksik/ beracun dan menyebabkan infeksi/ penyakit. Limbah industri yang berbahaya antara lain yang mengandung logam dan cairan asam. Misalnya limbah yang dihasilkan industri pelapisan logam, yang mengandung tembaga dan nikel serta cairan asam sianida, asam borat, asam kromat, asam nitrat dan asam fosfat. Limbah ini bersifat korosif, dapat mematikan tumbuhan dan hewan air. Pada manusia menyebabkan iritasi pada kulit dan mata, mengganggu pernafasan dan menyebabkan kanker.
Logam yang paling berbahaya dari limbah industri adalah merkuri atau yang dikenal juga sebagai air raksa (Hg) atau air perak. Limbah yang mengandung merkurei selain berasal dari industri logam juga berasal dari industri kosmetik, batu baterai, plastik dan sebagainya. Di Jepang antara tahun 1953- 1960, lebih dari 100 orang meninggal atau cacat karena mengkonsumsi ikan yang berasal dari Teluk Minamata. Teluk ini tercemar merkuri yang bearasal dari sebuah pabrik plastik. Senyawa merkuri yang terlarut dalam air masuk melalui rantai makanan, yaitu mula-mula masuk ke dalam tubuh mikroorganisme yang kemudian dimakan yang dikonsumsi manusia. Bila merkuri masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pencernaan, dapat menyebabkan kerusakan akut pada ginjal sedangkan pada anak-anak dapat menyebabkan Pink Disease/ acrodynia, alergi kulit dan kawasaki disease/ mucocutaneous lymph node syndrome.
Selain itu, yang terdapat pada daerah tertentu yaitu :
Limbah Pertambangan
Limbah pertambangan seperti batubara biasanya tercemar asam sulfat dan senyawa besi, yang dapat mengalir ke luar daerah pertambangan. Air yang mengandung kedua senyawa ini dapat berubah menjadi asam. Bila air yang bersifat asam ini melewati daerah batuan karang/ kapur akan melarutkan senyawa Ca dan Mg dari batuan tersebut. Selanjutnya senyawa Ca dan Mg yang larut terbawa air akan memberi efek terjadinya AIR SADAH, yang tidak bisa digunakan untuk mencuci karena sabun tidak bisa berbuih. Bila dipaksakan akan memboroskan sabun, karena sabun tidak akan berbuih sebelum semua ion Ca dan Mg mengendap. Limbah pertambangan yang bersifat asam bisa menyebabkan korosi dan melarutkan logam-logam sehingga air yang dicemari bersifat racun dan dapat memusnahkan kehidupan akuatik.
Selain pertambangan batubara, pertambangan lain yang menghasilkan limbah berbahaya adalah pertambangan emas. Pertambangan emas menghasilkan limbah yang mengandung merkuri, yang banyak digunakan penambang emas tradisional atau penambang emas tanpa izin, untuk memproses bijih emas. Para penambang ini umumnya kurang mempedulikan dampak limbah yang mengandung merkuri karena kurangnya pengetahuan yang dimiliki.
Biasanya mereka membuang dan mengalirkan limbah bekas proses pengolahan pengolahan ke selokan, parit, kolam atau sungai. Merkuri tersebut selanjutnya berubah menjadi metil merkuri karena proses alamiah. Bila senyawa metil merkuri masuk ke dalam tubuh manusiamelalui media air, akan menyebabkan keracunan seperti yang dialami para korban Tragedi Minamata.

PENGUJIAN SUHU,WARNA DAN BAU PADA AIR LIMBAH


LAPORAN PRAKTIKUM
PENGUJIAN SUHU, WARNA DAN BAU PADA AIR LIMBAH


A. ACARA
Praktikum pengujian suhu, warna dan bau pada air limbah

B. PRINSIP
• Suhu
Suhu diukur dengan mengunakan thermometer raksa/alkohol
• Warna
Warna diuji dengan alat kolorimeter ketika media yang diuji akan diberikan cahaya dan akan ada yang diserap dan yang diteruskan, kemudian dimunculkan berupa angka oleh alat.
• Bau
Bau diamati secara organoleptik menggunakan indera penciuman

C. TUJUAN
Mengetahui suhu, warna, dan bau pada beberapa sampel air limbah

D. TINJAUAN PUSTAKA
1. Air
Air merupakan sumber alam yang sangat penting di dunia, karena tanpa air kehidupan tidak dapat berlangsung. Air juga banyak mendapat pencemaran. Berbagai jenis pencemar air berasal dari :
• Sumber domestik (rumah tangga), perkampungan, kota, pasar, jalan, dan sebagainya.
• Sumber non-domestik (pabrik, industri, pertanian, peternakan, perikanan, serta sumber-sumber lainnya.

Semua bahan pencemar diatas secara langsung ataupun tidak langsung akan mempengaruhi kualitas air. Berbagai usaha telah banyak dilakukan agar kehadiran pencemaran terhadap air dapat dihindari atau setidaknya diminimalkan. Masalah pencemaran serta efisiensi penggunaan sumber air merupakan masalah pokok. Hal ini mengingat keadaan perairan-alami di banyak negara yang cenderung menurun, baik kualitas maupun kuantitasnya.

Berikut ini merupakan Karakteristik Fisik Air yaitu Kekeruhan, Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan anorganik dan organik yang terkandung dalam air seperti lumpur dan bahan yang dihasilkan oleh buangan industri. Temperatur, Kenaikan temperatur air menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut. Kadar oksigen terlarut yang terlalu rendah akan menimbulkan bau yang tidak sedap akibat degradasi anaerobic ynag mungkin saja terjadi.Warna, Warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran organisme, bahan-bahan tersuspensi yang berwarna dan oleh ekstrak senyawa-senyawa organik serta tumbuh-tumbuhan. Solid (Zat padat), Kandungan zat padat menimbulkan bau busuk, juga dapat meyebabkan turunnya kadar oksigen terlarut. Zat padat dapat menghalangi penetrasi sinar matahari kedalam air. Bau dan rasa, Bau dan rasa dapat dihasilkan oleh adanya organisme dalam air seperti alga serta oleh adanya gas seperti H2S yang terbentuk dalam kondisi anaerobik, dan oleh adanya senyawa-senyawa organik tertentu.

2. Suhu
Suhu yang juga disebut temperatur menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu benda, semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat berupa getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut. Empat derajat suhu atau satuan suhu yang paling dikenal adalah Celsius, Reumur, Fahrenheit dan Kelvin.

Secara kualitatif, kita dapat mengetahui bahwa suhu adalah sensasi dingin atau hangatnya sebuah benda yang dirasakan ketika menyentuhnya. Secara kuantitatif, kita dapat mengetahuinya dengan menggunakan termometer. Suhu dapat diukur dengan menggunakan termometer yang berisi air raksa atau alkohol. Kata termometer ini diambil dari dua kata yaitu thermo yang artinya panas dan meter yang artinya mengukur (to measure).

3. Bau
Bau adalah sebuah sifat yang menempel pasa sebuah benda yang diakibatkan adanya zat organik ataupun anorganik yang tercampur di dalam air, umumnya dengan konsentrasi yang sangat rendah, yang manusia terima dengan indera penciuman. 

Pengukuran bau bersifat subjektif dengan respon organoleptik. Bau dapat berupa bau enak maupun tak enak. Istilah wewangian atau aroma digunakan terutama pada industri makanan dan kosmetik untuk menggambarkan bau enak, dan kadang digunakan untuk merujuk pada parfum.

4. Warna
Warna adalah sensasi yang diciptakan system visual kita karena adanya eksitasi radiasi elektromagnetik yang dikenal sebagai cahaya. Atau untuk lebih detailnya, warna adalah hasil persepsi dari cahaya di daerah spectrum electromagnetic yang dapat dilihat, yang mempunyai panjang gelombang dari 400nm sampai 700nm, yang datang ke retina manusia. Retina mempunyai 3 sel reseptor warna Retina mempunyai 3 sel reseptor warna yang disebut dengan cone atau kerucut karena bentuknya yang menyerupai kerucut, yang masing-masing mempunyai respon terhadap spektrum yang berbeda.

Warna adalah spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya sempurna (berwarna putih). Identitas suatu warna ditentukan panjang gelombang cahaya tersebut. Sebagai contoh warna biru memiliki panjang gelombang 460 nanometer. Panjang gelombang warna yang masih bisa ditangkap mata manusia berkisar antara 380-780 nanometer. Dalam peralatan optis, warna bisa pula berarti interpretasi otak terhadap campuran tiga warna primer cahaya: merah, hijau, biru yang digabungkan dalam komposisi tertentu. Misalnya pencampuran 100% merah, 0% hijau, dan 100% biru akan menghasilkan interpretasi warna magenta.

E. ALAT &BAHAN
• Alat
Beaker glass, thermometer, kolorimetri dan kuvet
• Bahan
Blanko (aquadest) dan Sample (air sumur, air sungai, air galon, air PDAM)


F. PROSEDUR
1. Suhu
• Sample dimasukan ke dalam beaker glass
• Ukur dengan menggunakan thermometer
• Catat suhu yang ditunjukan

2. Warna
• Menyiapkan alat dan bahan
• Memasukan sampel kedalam masing-masing gelas piala
• Memasukan sampel kedalam kuvet
• Menyalakan colorimeter dan tunggu 15 menit
• Mengeset tombol skala absorbansi
• Mengeset tombol panjang gelombang warna yang akan diukur (520 nm)
• Meletakan kuvet berisi blanko/aquades dan kuvet isi sampel kedalam bagian pembacaan alat colorimeter.
• Mengkalibtasi alat dengan memposikan alat pada angka nol
• Membaca skala warna sampel
• Memasukan dalam data pengamatan.

3. Bau
• Masukan sampel dalam beaker glass
• Cium bau sampel dengan indra penciuman


G. DATA HASIL PENGAMATAN

Sampel Suhu (
C) Warna Bau
Air sumur 28 0,03 Sedikit bau logam
Air sungai 27 1,11 Bau lumpur
Air gallon 29 0,00 Normal
Air PDAM 27 0,01 Normal

H. PEMBAHASAN
Ada beberapa persyaratan yang perlu diketahui mengenai kualitas air tersebut baik secara fisik, kimia dan juga mikrobiologi.
• Syarat fisik, antara lain:
 Air harus bersih dan tidak keruh
§
 Tidak berwarna apapun
§
 Tidak berasa apapun
§
 Tidak berbau apaun
§
 Suhu antara 10-25 C (sejuk)
§
 Tidak meninggalkan endapan
§
• Syarat kimiawi, antara lain:
 Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun
§
 Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan
§
 Cukup yodium
§
 pH air antara 6,5 – 9,2
§
• Syarat mikrobiologi, antara lain:
Tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, tipus, kolera, dan bakteri patogen penyebab penyakit.

Dari beberapa syarat mengenai kualitas air diatas, pada praktikum hany dilakukan sebagian yaitu hanya pengujian berupa syarat fisik meliputi pengujian berdasarkan parameter warna, suhu dan bau.

1. Suhu
Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda, alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah thermometer. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat untuk mengukur suhu cenderung menggunakan indera peraba. Tetapi dengan adanya perkembangan teknologi maka diciptakanlah termometer untuk mengukur suhu dengan valid. Pada abad 17 terdapat 30 jenis skala yang membuat para ilmuan kebingungan. Hal ini memberikan inspirasi pada Anders Celcius (1701 - 1744) sehingga pada tahun 1742 dia memperkenalkan skala yang digunakan sebagai pedoman pengukuran suhu. Skala ini diberinama sesuai dengan namanya yaitu Skala Celcius. Apabila benda didinginkan terus maka suhunya akan semakin dingin dan partikelnya akan berhenti bergerak, kondisi ini disebut kondisi nol mutlak. Skala Celcius tidak bisa menjawab masalah ini maka Lord Kelvin (1842 - 1907) menawarkan skala baru yang diberi nama Kelvin. Skala kelvin dimulai dari 273 K ketika air membeku dan 373 K ketika air mendidih. Sehingga nol mutlak sama dengan 0 K atau -273°C. Selain skala tersebut ada juga skala Reamur dan Fahrenheit. Untuk skala Reamur air membeku pada suhu 0°R dan mendidih pada suhu 80°R sedangkan pada skala Fahrenheit air membuka pada suhu 32°F dan mendidih pada suhu 212°F.

Pengujian suhu dilakukan dengan menggunakan alat termometer. Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu dengan tepat dan dapat dinyatakan dengan angka. Termometer bekerja dengan memanfaatkan sifat termometrik zat yang dijadikan pengisi termometer, yaitu sifat fisik zat yang berubah karena perubahan suhu.Thermometer menurut isinya dibagi menjadi : termometer cair, termometer padat, termometer digital. Semua termometer ini mempunyai keunggulan dan kelemahan masing-masing. Sedangkan berdasarkan penggunaannya termometer bermacam-macam sebagai misal termometer klinis, termometer lab dan lain-lain.

Pembuatan termometer pertama kali dipelopori oleh Galileo Galilei (1564 - 1642) pada tahun 1595. Alat tersebut disebut dengan termoskop yang berupa labu kosong yang dilengkapi pipa panjang dengan ujung pipa terbuka. Mula-mula dipanaskan sehingga udara dalam labu mengembang. Ujung pipa yang terbuka kemudian dicelupkan kedalam cairan berwarna. Ketika udara dalam tabu menyusut, zat cair masuk kedalam pipa tetapi tidak sampai labu. Beginilah cara kerja termoskop. Untuk suhu yang berbeda, tinggi kolom zat cair di dalam pipa juga berbeda. Tinggi kolom ini digunakan untuk menentukan suhu. Prinsip kerja termometer buatan Galileo berdasarkan pada perubahan volume gas dalam labu.

Tetapi dimasa ini termometer yang sering digunakan terbuat dari bahan cair misalnya raksa dan alkhohol. Prinsip yang digunakan adalah pemuaian zat cair ketika terjadi peningkatan suhu benda. Raksa digunakan sebagai pengisi termometer karena raksa mempunyai keunggulan :
• raksa penghantar panas yang baik
• pemuaiannya teratur
• titik didihnya tinggi
• warnanya mengkilap
• tidak membasahi dinding

Sedangkan keunggulan alkohol adalah :
• titik bekunya rendah
• harganya murah
• pemuaiannya 6 kali lebih besar dari pada raksa sehingga pengukuran mudah diamati

Cara mengaplikasikan Thermometer yang digunakan untuk mengukur suhu sampel dengan cara thermometer tersebut dicelupkan kedalam sampel air, Termometer Laboratorium yang digunakan ini menggunakan cairan raksa atau alkhohol. Jika cairan bertambah panas maka raksa atau alkhohol akan memuai sehingga skala nya bertambah. Agar termometer sensitif terhadap suhu maka ukuran pipa harus dibuat kecil (pipa kapiler) dan agar peka terhadap perubahan suhu maka dinding termometer (reservoir) dibuat setipis mungkin dan bila memungkinkan dibuat dari bahan yang konduktor.

Kemudian air raksa/alkohol yang berada didalam alat akan menunjukan suhu sesuai suhu air yang dideteksi. Selanjutnya dibaca skalanya sebagai suhu air yang diamati tersebut.

Hasil dari pengukuran yaitu Air Sumur 280C, Air Galon 290C, Air PDAM 270C dan Air Sungai 270C. Suhu tersebut menunjukkan derajat panas dalam masing-masing sampel air. Perbedaan suhu dalam air tersebut dapat dipengaruhi oleh perlakuan pemanasan atau pendingianan dan pada kondisi normal perbedaan suhu disebabbkan banyaknya partikel dalam air yang menyumbang kalor sebesar x, baik organik maupun anorganik termasuk logam yang memeliki dapat mengeluarkan kondisi panas saat daam air.

Pada syarat air minum diketahui bhwa suhu yang diinginkan adalah suhu sejuk yaitu sekitar 250C akan tetapi pada praktikum, tak ada satupun sampel yang memiliki suhu tersebut semuanya diatas suhu tersebut, hal ini dapat dikarenakan suhu ruang yang mempengaruhi temperature air yang dianalisa.

Keutungan termometer bulb atau thermometer alcohol/raksa ni antara lain tidak memerlukan alat bantu, relatif murah, tidak mudah terkontaminasi bahan kimia sehingga cocok untuk laboratorium kimia, dan konduktivitas panas rendah. Sementara itu Kelemahan termometer bulb antara lain mudah pecah, mudah terkontaminasi cairan (alkohol atau merkuri), kontaminasi gelas/kaca, dan prosedur pengukuran yang rumit (pencelupan). Penggunaan thermometer bulb harus melindungi bulb dari benturan dan menghindari pengukuran yang melebihi skala termometer.

Sumber kesalahan termometer bulb:
• time constant effect, waktu yang diperlukan konduksi panas dari luar ke tengah batang kapiler
• thermal capacity effect, apabila massa yang diukur relatif kecil, akan banyak panas yang diserap oleh termometer dan mengurangi suhu sebenarnya
• cairan (alkohol, merkuri) yang terputus
• kesalahan pembacaan
• kesalahan pencelupan

2. Warna
Pengujian warna juga dilakukan untuk menentukan kualitas air, pada praktikum Pengujian warna ini dilakukan dengan metode colorimetri menggunakan colorimeter. Colorimeter adalah sebuah perangkat yang digunakan dalam kolorimetri. Dalam bidang ilmiah hal ini umumnya mengacu ke perangkat yang mengukur absorbansi dari panjang gelombang tertentu dari cahaya oleh spesifik solusi.
Bagian penting dari colorimeter ini adalah:
 sumber cahaya (sering biasanya merupakan tegangan lampu filamen rendah)
§
 sebuah adjustable aperture
§
 satu set filter berwarna
§ 
 sebuah mangkuk yg dihiasi dgn ukiran untuk memegang solusi kerja
§
 detektor (biasanya sensor photoresistor ) untuk mengukur cahaya yang ditransmisikan
§
 meter untuk menampilkan output dari detektor
§
Selain itu, mungkin ada:
 suatu regulator tegangan , untuk melindungi instrumen dari fluktuasi tegangan listrik .
§
 jalur kedua cahaya, mangkok yg dihiasi dgn ukiran dan detektor. Hal ini memungkinkan perbandingan antara solusi kerja dan "kosong", yang terdiri dari pelarut murni, untuk meningkatkan akurasi.
§

Cara menggunakan alat kolorimeter ini yaitu dengan cara Air dimasukan kedalam gelas piala kemudian, dimasukan pada kuvet kemudian dibaca pada alat tersebut. Sebelum dibaca sebelumnya alat dinyalakan sesuai prosedur yang telah diulas sebelumnya, panjang elombang ditentukan berdasarkan jenis warna yang ingin diketahui (penjelasan pada teori dasar), pada praktikum tidak dilakukan pengukuran warna secara spesifik, panjang gelombang yang digunakan saat praktikum adalah 520nm.


Alat colorimeter diset pada posisi absorbasi karena sesuai prinsip kerja alatya yaitu banyaknya sinar yang diserap oleh suatu larutan berbanding lurus dengan konsentrasi dan lebar laturan yang dilalui oleh sinar tersebut. Jadi, hanya cahaya yang diabsorbsi oleh bahanlah yang diambil sebagai skala warna dalam sampel, sedangkan cahaya yang dipantulkan dan diteruskan diabaikan seperti pembacaan suatu senyawa yang dilakukan dengan menggunkan spektrofotometer.
Hasil dari pengukuran yaitu Air Sumur 0,03, Air Galon 0,00, Air PDAM 0,01 dan Air Sungai 1,11.

Seperti halnya dalam pengujian suhu dan bau, perbedaan skala warna yang ditunjukan dalam sampel air menunjukan atau berbanding lurus dengan banyaknya cemaran (organik maupun anroganik termasuk logam besi yang mudah menyumbang perubahan warna dalam air yaitu warna Fe/coklat). Skala warna yang tertinggi adalah air sungai menunjukan masih banyak bahan lain yang terlarut dalam air tersebut dan menunjukan adanya bahan seperti tanah/lumpur atau bahan organik-anorganik yang terlarut dala air sungai tersebut. Sedangkan air sumur dan air PDAM nilai skalanya menunjukan hanya sedikit saja bahan lain yang terlarut dalam air tersebut, akan tetapi sangat mendekati air yang normal/standar sebagai air bersih.

Nilai paling rendah adalah air gallon, dimana dapat menggambarkan pengolahan air aqua ini cukup optimal karena dari sisi warna memiliki nilai 0,00 dan memenuhi parameter untuk warna.

Output dari colorimeter yang digunakan pada praktikum adalah colorimeter digital, dan ada juga yang ditampilkan oleh meteran analog yang akan ditampilkan dengan bentuk sebagai transmitansi (a linear skala 0-100%) atau sebagai absorbansi (yaitu sebuah skala logaritmik dari kisaran angka nol sampai tak terhingga). Rentang manfaat skala absorbansi adalah 0-2 tetapi diinginkan untuk tetap dalam kisaran 0-1 karena, di atas 1, hasil menjadi tidak dapat diandalkan karena hamburan cahaya.Selain itu, output mungkin dikirim ke perekam grafik , data logger , atau komputer.

3. Bau
Pengujian Bau dilakukan dengan menggunakan respon organ pencium (hidung) atau secara organoleptik. Sampel Air yang akan diuji dimasukan kedalam gelas piala kemudian langsung dicium dengan indra penciuman.

Hasil dari pengukuran yaitu Air Sumur tercium Bau besi/logam, Air Aqua Normal , Air PDAM Normal (tidak ada bau) dan Air Sungai Bau lumpur/tanah.

Perbedaan kondisi ini menunjukan dari beberapa air tersebut ada yang tercemar oleh zat organik atau anoganik termasuk logam yang menimbulkan bau besi atau logam pada air aqua dan air sumur. Selain itu disebabkan secara alami memang pada dasarnya air tersebut mengandung logam yang dipengaruhi oleh asal diambilnya air tersebut. 

Gambar 5. Sampel Air

Pada air sungai telah diketahui bahwa hasilnya memiliki bau lumpur/tanah, hal ini menujukan dalam air tersebut mengandung sejumlah partikel tanah (tercampur). Sedangkan pada air PDAM dan air gallon kondisinya tidak berbau menujukan air tersebut dalam kondisi normal atau standar (tidak tercemar oleh bahan lain). Pada sratat air minum diketahui bahwa syarat air minum harus tidak berbau.


I. KESIMPULAN
Warna, suhu dan bau merupakan syarat mutu air secara fisik yang harus dilakukan dalam menentukan kulitas air, jketiga parameter tersebut dapat disebabkan oleh adanya bahan mineral baik bahan organik dan non-organik yang terkontaminasi atau terkandung yang sudah terlarut dalam air.

Berdasarkan hasil pengukuran suhu diperoleh Air Sumur 280C, Air gallon 290C, Air PDAM 270C dan Air Sungai 270C. Pengukuran bau yaitu Air Sumur Bau besi/logam, Air galon Normal , Air PDAM Normal (tidak ada bau) dan Air Sungai Bau lumpur/tanah. Sedangkan pegukuran warna yaitu Air Sumur 0,03, Air galon 0,00, Air PDAM 0,01 dan Air Sungai 1,11.

Air minum harus bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar. Dari sampel yang memenuhi syarat adalah air gallon depot isi ulang, dan air PDAM hapir mendekati. Akan tetapi air sumur dan air sungai tidak memenuhi syarat yang diinginkan, tidak menutup kemungkinan hasil pengujian dapat berbeda-beda, hal ini dikarenakan, kinerja penguji, alat dan karakteristik sampel yang diuji.

J. DAFTAR PUSTAKA
http://en.wikipedia.org/wiki/colorimeter
http://en.wikipedia.org/wiki/colorimetry
http://everything2.com/index.pl?node_id=1150945
http://www.o-fish.com/parameter_air.htm